3 Tips Mengenali Berita Hoax di Medsos

JAKARTA- Cukup rendahnya minat baca, tetapi getol browsing di sosial media, menjadikan masyarakat Indonesia berubah menjadi trigger happy, ketimbang smart finger. Kebiasaan di sosial media, sebar dulu baru konfirmasi belakangan sehingga menghasilkan lebih banyak informasi yang salah dan berita palsu. Lalu bagaimana kita menyikapi hal ini?

Berdasarkan sebuah penelitian yang berjudul "Most Literate Nations in the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara, sebagai negara dengan minat baca terendah.

Namun, dengan peringkat Indonesia sebagai negara paling aktif keempat dalam hal penggunaan ponsel cerdas setelah Cina, India dan AS, membuat Indonesia menjadi salah satu negara "melek digital" dengan jumlah sekitar 130 juta pengguna media sosial di negara ini, dan sangat berbanding lurus untuk populasi dan sirkulasi smartphone.

Dengan minat baca yang rendah, media sosial menjadi sumber informasi alternatif, tetapi ketika tidak digunakan secara bijak, media sosial pun dapat menjadi sarana dalam penyebaran berita palsu. Konsep trigger happy (hanya berbagi berita tanpa terlalu banyak merinci), telah menjadi kebiasaan buruk sebagian besar pengguna media sosial di Indonesia. 

 

 

Bagaimana Anda bisa tahu apakah itu berita palsu atau bukan? Shelly Tantri S, Head of Business Development, BaBe, membagikan tiga kiat yang dapat membantu Anda mengidentifikasi informasi yang salah ketika Anda menemukan berita atau pesan apa pun di media sosial:

Cek Headline/Judul Berita

"Pastikan berita yang kita baca tidak mengandung topik sensasional, atau tidak masuk akal. Seperti contoh, ketika gempa bumi terjadi, sudah pasti bahwa berita yang mengatakan gempa susulan dengan skala lebih besar dapat dipastikan adalah berita bohong, karena gempa tidak bisa diprediksi sama sekali." kata Shelly

Cek Sumber Berita

"Pastikan berita yang kita baca berasal dari sumber yang tepercaya, entah artikel tersebut berasal dari penerbit yang sangat terkenal, atau ditulis oleh seorang ahli. Semua berita di BaBe tentu saja berasal dari media tepercaya di Indonesia. Selain itu, BaBe dengan AI teknologi dan pembelajaran mesin terkemuka bekerjasama dengan tim konten moderasi mampu menyaring berita yang masuk ke sistem BaBe. Sehingga berita yang disajikan dalam aplikasi BaBe adalah berita yang positif dan bebas dari berita bohong. "Shelly menjelaskan lagi.

Cek Keseluruhan Isi Berita

"Tidak kalah penting adalah biasakan membaca seluruh isi berita. Berita palsu biasanya menyertakan sumber yang terlihat kredibel, seperti tips kesehatan dari dokter terkenal. Kita dapat dengan mudah menelusuri nama dokter di internet. Jika nama dokter tidak ditemukan dan artikelnya, dapat dipastikan bahwa berita tersebut adalah berita palsu. Selain itu, kita juga dapat memeriksa melalui sumber tepercaya lainnya seperti situs web khusus medis, "jelas Shelly. 

 Dengan mengikuti 3 tips di atas dan memegang prinsip tidak hanya menjadi trigger happy, Anda telah maju selangkah menjadi netizen yang pintar.

"Dengan momentum Pemilihan Presiden semakin dekat, kita dapat menerapkan 3 langkah mudah untuk memastikan apakah artikel yang kita baca itu salah atau tidak." Tentunya artikel yang dirilis di BaBe telah menggunakan 3 langkah ini untuk memastikan bahwa berita yang kami rilis bukan berita palsu, "Shelly menyimpulkan.

Selalu berpikir sebelum mengklik. Dengan langkah-langkah tersebut, kita dapat berupaya menjadi netizen yang lebih pintar.

Shelly juga mengingatkan masyarakat agar jangan hanya menjadi trigger happy semata. Dengan mengikuti 3 tips di atas dan memegang prinsip tidak hanya menjadi trigger happy, maka Anda telah maju selangkah menjadi netizen yang pintar. (ahl)

(amr)

Sumber : https://techno.okezone.com/read/2019/03/14/207/2029773/3-tips-mengenali-berita-hoax-di-medsos