
Satu Juta Domain .id Akan Dibagikan Gratis
JAKARTA KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI) berniat mencicil program satu juta domain dalam dua tahap. Masing-masing tahapan terdiri dari 500.000 domain .id.
\n
\nKetua PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) Andi Budimansyah mengungkap, targetnya 500.000 domain akan bisa dibagikan pada akhir 2015 ini sementara sisanya dibagikan pada kurun 2016. Domain yang digratiskan adalah turunan .id saja, seperti .co.id, web.id atau or.id.
\n
\n"Memang bukan domain .id, karena itu kan bisa sampai Rp 500 ribuan. Kalau untuk turunannya, seperti web.id atau co.id bisa," ujar Andi.
\n
\nPemerintah memang hanya mengalokasikan dana sebesar Rp 50.000 untuk pembelian domain .id ini. Selain mendapat domain gratis, pemilik situs akan mendapatkan dana untuk hosting sebesar Rp 150.000.
\n
\n" Biaya domain, hosting, dan pendampingan akan disubsidi dengan catatan data center hosting-nya ada di Indonesia. Tujuannya supaya traffic internet tidak akan lari ke luar negeri," terang Andi saat ditemui di sela-sela Indonesia Cyber Security Summit (ICSS), Senin (24/8/2015).
\n
\nSosialiasi rencana bagi-bagi gratis domain .id ini untuk dilakukan PANDI dan pemerintah di tiga kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Sosialisasi berikutnya akan dilakukan di Bandung.
\n
\nMeski sudah masuk tahap sosialisasi, rencana ini masih menunggu persetujuan pendanaan. Saat ini, anggaran untuk sejuta domain gratis baru diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan baru dibahas sekitar November mendatang.
\n
\n"Kami berharap akan disetujui untuk anggaran 2016 nanti," pungkasnya.
\n
\nSebelumnya, cita-cita menggratiskan sejuta domain .id ini diserukan oleh Menkominfo Rudiantara. Dia mewacanakan subsidi sebesar Rp 50 miliar untuk mewujudkan program tersebut.
\n
\nDengan memberikan sejuta domain dikombinasikan hosting yang berada di dalam negeri, maka bisa mengurangi lalu lintas internet ke luar negeri. Targetnya adalah memangkas biaya bandwidth internasional yang bisa mencapai ratusan miliar rupiah.